Contoh Laporan OJT PKN STAN

On Rabu, 26 Juli 2017 0 komentar

Read more ...»

RESPIRASI

On Kamis, 03 April 2014 0 komentar



PERNAPASAN PADA HEWAN
I.         Tempat dan waktu
Tempat              : Laboratorium Biologi SMA N 1 Kebumen
Waktu                : Rabu, 12 Februari 2014
II.      Tujuan
1.      Mempelajari pernapasan hewan
2.      Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigen pada hewan pada saat bernapas.
III.   Dasar teori
Respirasi atau oksidasi glukosa secara lengkap merupakan proses pembentukan energy yang utama untuk kebanyakan sel. Pada waktu glukosa dipecah dalam suatu rangkaian reaksi enzimatis, beberapa energy dibebaskan dan diubah menjadi bentuk ikatan phosphate bertenaga tinggi (ATP) dan sebagian lagi hilang sebagai panas. Proses keseluruhan dari respirasi merupakan reaksi oksidasi reduksi, yaitu senyawa dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap direduksi membentuk H2O. Pati, fruktan, sukrosa, atau gula lainnya, lemak, asam organic, protein dapat bertindak sebagai substrat respirasi. Respirasi umum glukosa, dapat ditulis sebagai berikut:
                   C6H12O6 + 6O2                                       6CO2 + 6H2O + energy (ATP + panas)
Respirasi merupakan rangkaian dari 50 atau lebih reaksi komponen, masing-masing dikatalisis oleh enzim yang berbeda. Respirasi merupakan oksidasi yang berlangsung di medium air, dengan pH mendekati netral, dan pada suhu sedang. Respirasi merupakan reaksi oksidasi senyawa organic yang menghasilkan energy yang digunakan untuk aktivitas sel dalam bentuk ATP atau senyawa berenergi tinggi lainnya.
Lebih lanjut, sejalan dengan berlanngsungnya pemecahan, kerangka karbon antara disediakan untuk menghasilkan berbagai produk esensial lainnya.
            Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen respirasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
  1. Respirasi aerob
Yang menggunakan O2 sebagai terminal electron akseptor (respirasi yang memerlukan oksigen,penguraian lengkap sampai dihasilkan CO2 + H2O à oksidasi sempurna).
                   Raksinya :  C6H12O6              à              6CO2 + 6H2O + ATP
  1. Respirasi anaerob
Yang tidak memerlukan oksigen tetapi asam organic sebagai electron akseptor (respirasi yang tidak memerlukan oksigen, penguraian bahan organic tidak lengkap à oksidasi tidak sempurna )
                   Raksinya :            C6H12O6                à       2C2H5OH + 2CO2 + ATP
Resprasi pada insecta
Kelas hexapoda seringkali disebut sebagai insecta atau serangga, yang memiliki kaki yang berjumlah emanam. Namun tidak semua anggotanya selalu memiliki kaki enam. Golongan serangga primitif memiliki kaki setiap ruas tubuhnya. Selama daur hidupnya serangga mengalami pergantian bentuk yang disebut metamorfosis, dengan jalan melakukan pengelupasan kulit yang disebut ekdisis. Metamorfosis ada dua macam, yaitu metamorfosis tak sampurna dan metamorfosis sempurna.
Serangga dapat ditemukan di mana-mana, misalnya di air, darat, dan udara atau di tumpukan buku-buku. Ada yang hidup bebas ada juga yang pasarit. Ada yang mengeluarkan cahaya di malam hari, ada pula yang mengeluarkan suara yang nyaring. Ada yang memiliki nilai ekonomi dan ada juga yang merugikan.  Serangga merpakan hewan yang paling sukses hidup didunia karena dapat beradaptasi dengan segala kondisi lingkungan.Anggota Insekta sekitar 900.000 jenis yang berbagi menjadi 25 ordo. Insekta dipelajari dalam ilmu khusus yaitu entomologi.




Sistem respirasi pada insecta
 
 
 Gambar 2. Insecta

Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthopoda lainya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksosleketon) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembulu silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada ummunya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya trakea bercabang lagi bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam.Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan kalpiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
Makanisme pernapasan pada serangga, misalanya belalang dan jangkrik , adalah sebagai berikut :
·      Jika otot perut belalang ataupun jangkrik berkontraksi, maka trekea mexrupih sehingga udara kaya CO2 keluar. Sebaliknya, kerja otot perut belalang ataupun jangkrik berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya Omasuk ke trakea.
Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut CO2 basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.
Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan. Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung pernapasan ke permukaan air untuk mengambil udara.
Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam ke dalam air dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. Mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan vertikal. Selama menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan.
Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi menyerap udara dari air atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea.

Respirasi pada tumbuhan (kecambah kacang hijau dan kecambah kedelai)


Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat dalam proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting sebagai ”Building Block”. Building Block merupakan senyawa-senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam amino untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.
Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu :
·           Ketersediaan substrat.
Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebaliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.
·           Ketersediaan Oksigen.
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
·           Suhu
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10o C, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
·           Tipe dan umur tumbuhan.
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.
·           Kadar CO2 dalam udara.
Kurangnya O2 atau kelebihan CO2 tampak pada kegiatan respirasi biji-bijian, akar maupun batang yang terpendam dalam tanah. Jika kadar CO2 naik sampai 10 % dan kadar O2 turun sampai 0 % maka respirasi akan terhenti.
·           Persediaan air.
Jika kadar air sedikit maka respirasi kecil. Jika biji (direndam air) maka respirasi menjadi lebih giat. Pada daun yang layu maka respirasi lebih giat ++ gula (timbunan tepung/KH).
·           Cahaya.
Cahaya fotosintesis + substrat repirasi. Cahaya menambah panas, panas menambah kegiatan respirasi.
·           Luka
Jaringan yg luka/terbuka ++ respirasi aktivitas sel parenkim untuk menutup luka.
·           Pengaruh bahan kimia.
Zat penghambat respirasi diantaranya sianida, fluoride, Iodo asetat, CO diberikan pada jaringan. Dalam Konsentrasi rendah (eter, kloroform, aseton, formaldehida) menambah respirasi dalam waktu singkat.
VI. Alat dan bahan
Alat
1.      Satu set respirometer
2.      Timbangan analitik
3.      plastisin
4.      Stop watch
5.      NaOH 5 ml
6.      Kapas atau tissue
7.      Larutan warna
Bahan
1.         Serangga (belalang dan jangkrik)
2.         Tumbuhan (kecambah kacang hijau dan kecambah kedelai)
3.         NaOH 5 ml
V.      Cara Kerja :
1.      Timbang belalang
2.      Ambil kapas, masukkan ke dalam tabung respirometer dan beri 5 ml NaOH
3.      Masukkan kapas dalam tabung
4.      Kemudian masukkan belalang ke dalam tabung respirometer dengan posisi tabung ditidurkan dan biarkan sebentar (sekitar 3 menit)
5.      Tutup respirometer dengan pipa berskala
6.      Oleskan plastisin pada ujung tabung reaksi
7.      Teteskan larutan safranin pada pipa berkala
8.      Tunggu setelah 5 menit safranin tidak pada posisi nol
9.      Baca skalanya pada tiap 5 menit selama 20 menit
10.  Lakukan percobaan yang sama pada jangkrik, kecambah kacang hijau, dan kecambah
kedelai.
 
VI.        Hasil Pengamatan
No.
Nama hewan dan tumbuhan
Berat Awal
Berat Akhir
Skala kedudukan eosin tiap 5 menit
5 menit
10 menit
15 menit
20 menit
1.
Jangkrik
0,6 g
0.5 g
1.33 ml
1,67 ml
2 ml
2,23 ml
2.
Belalang
3.1 g
3 g
0,26 ml
0,67 ml
0,96 ml
1,15 ml
3.
Kecambah kacang hijau
2 g
1.9 g
0,01 ml
0,02 ml
0,03 ml
0,04 ml
4.
Kecambah kedelai
2 g
1.9 g
0,02 ml
0,03
0,04 ml
0,045 ml

VII.     Pembahasan
Dari data yang diambil melalui uji coba dengan respirometer sederhana. Mengukur kecepatan respirasi tumbuhan dan hewan dengan larutan berwarna . Data diambil dengan cara mengamati kedudukan larutan warna  pada skala respirometer tiap  menit. Hal ini dipastikan karena larutan warna  yang bergerak tersebut disebabkan oleh aktivitas kecambah maupun serangga dan NaOH. Peran NaOH adalah menyerap H2O hasil respirasi, karena NaOH bersifat hidrofil (hydrofilic) maka H2O hasil dari respirasi akan diserap oleh NaOH. Maka dari itu NaOH dilapisi kapas agar sifat kaustik dari NaOH tidak terlalu berefek pada makhluk hidup yang ada di dalam tabung ketika melakukan ekspirasi, CO2 dari sisa metabolisme kecambah ataupun serangga akan diikat oleh NaOH menjadi Na2CO3 dan H2O. 2NaOH + CO2 Na2CO3 + H2O Dimana CO2 memiliki volume terbesar karena merupakan gas. Sedangkan Na2CO3 sendiri berbentuk padat. Akibatnya, volume CO2 dalam tabung kaca berisi kecambah atau serangga akan terus berkurang karena CO2 diikat menjadi Na2CO3. Volume udara yang berkurang akan menyebabkan adanya tekanan negatif yang menyebabkan larutan - larutan berwarna  bergerak menuju tabung kaca yang berisi serangga. Sehingga semakin banyak udara yang dibutuhkan maka semakin cepat laju respirasinya, maka larutan berwarna  juga akan lebih cepat bergerak ke arah tabung.
  1. Laju respirasi pada serangga pada praktikum repirasi kali ini menggunakan serangga yang dimasukkan ke dalam respirometer. Serangga ini dimasukkan ke dalam tabung respirometer kemudian dimasukkan NaOH yang berfungsi untuk mengikat CO2, namun NaOH harus dibungkus terlebih dahulu dengan menggunakan kapas sebelum dimasukkan ke dalam tabung. Hal ini dimaksudkan untuk memisahkan serangga dengan zat kimia. Kemudian pada ujung pipa kapiler diberi cairan larutan berwarna  sebagai indikator sekaligus memisahkan udara yang ada di dalam tabung dan udara yang ada di luar tabung.
a.       Belalang 3.1 gram adalah berat belalang yang diujikan dalam praktikum kali ini . Dalam hasil praktikum tercatat belalang memiliki kecepatan respirasi paling lambat dibanding dengan jangkrik. Hal ini disebabkan oleh aktivitas belalang besar yang lebih cenderung diam. Meskipun berat tubuh mempengaruhi laju metabolisme dan yang kemudian juga mempercepat respirasi, itu tidak berlaku jika tubuh dalam keadaan diam laju metabolisme dan respirasi dapat terkontrol dengan teratur.
b.      Jangkrik 0.6 gram adalah berat jangkrik yang diujikan dalam praktikum kali ini. Dalam hasil praktikum kali ini  jangkrik memiliki kecepatan respirasi paling cepat di banding dengan belalang. Hal ini disebabkan jangkrik lebih banyak melakukan aktivitas (bergerak) sehingga dapat meningkatkan suhu tubuh yang juga akan membuat membutuhkan O2 yang lebih untuk pembentukan energi, aktivitas juga.
  1. Laju respirasi pada kecambah perlakuan untuk mengukur kecepatan pada kecambah sama dengan perlakuan terhadap serangga. Menggunakan NaOH untuk mengikat CO2 dan larutan berwarna  sebagai indikator sekaligus pemisah udara dalam dan luar tabung.
a.         Kecambah kacang hijau 2 gram  Jumlah individu pada kecambah 2 gr. Kebutuhan O2 pada udara yang terhirup lebih sedikit dibandingkan dengan kecambah kedelai. Yang menyebabkan larutan berwarna  pada pipa respirometer akan berjalan lebih lambat.
b.         Kecambah kedelai  2 gram kadar CO2 dalam tabung dapat diikat oleh NaOH, pada praktikum yang kami lakukan pada udara kecambah kedelai yang ada pada pipa respirometer terhirup lebih cepat dibandingkan dengan kecambah kacang hijau. Dengan demikian indikator larutan berwarna  akan menuju tabung lebih cepat dan menunjukan skala yang lebih besar tiap menitnya .
VIII.       Kesimpulan
NaOH berfungsi sebagai peningkat suhu agar respirasi terpicu menjadi cepat. Selain itu NaOH juga berfungsi sebagai pengikat CO2. Kristal NaOH dapat mengikat CO2 karena bersifat hidroskopis. Reaksi antara NaOH dengan CO2, sebagai berikut:
                                 I.          NaOH + CO2 → NaHCO3
                              II.          NaHCO3 + NaOH → Na2CO3 + H2O
·           Respirasi dipengaruhi oleh massa tubuh, suhu dan jenis hewan/tumbuhan.  
·           Pada proses respirasi menghasilkan karbondioksida (CO2), uap air (H2O) dan sejumlah energi.

IX.        Daftar pustaka
Read more ...»